Kamis, 05 Juli 2012
Minggu, 13 November 2011
Tentang Kami
Berdiri pada awal tahun 2007, Galaxy promo sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa Percetakan dan Sablon, telah hadir memberikan pelayanan jasa periklanan bagi Perusahaan, Instansi pemerintahan, Perbankan, Hotel, Rumah makan, maupun individu yang membutuhkan jasa percetakan dan sablon guna mempromosikan usaha atau membantu memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha yang membutuhkan jasa tersebut.
Dengan ditangani oleh tenaga kerja yang profesional dibidangnya, Kami berusaha memberikan yang terbaik bagi Customer kami dengan memberikan hasil yang terbaik dan dengan waktu yang singkat tentunya.
Jenis Produk Pelayanan Kami
SPANDUK
BANNER
UMBUL-UMBUL
BALIGHO
BENDERA
KARTU NAMA
KWITANSI
NOTA
KARCIS
KOP SURAT
AMPLOP
YAASIN
KAOS
ID CARD
MUG
DLL
Rabu, 09 November 2011
Mengenal jenis-jenis tinta sablon
JENIS-JENIS TINTA
Tinta diatas bahan kaos ada dua jenis, yaitu tinta yang berbasis air atau waterbase inks dan tinta yang berbasis minyak atau solvenbase. Tinta solvenbase sering disebut dengan istilah plastisol.
JENIS TINTA WATERBASE:
TINTA RUBBER:
Tinta ini digunakan khusus untuk sablon diatas kain gelap. Sebab tinta ini bersifat pekat, dapat menutup permukaan warna kain dengan baik. Tinta rubber umumnya digunakan untuk underbase, underbase sendiri difungsingkan sebagai penutup warna kain sebelum penyablonan warna-warna diatasnya. Tinta rubber sendiri dibagi menjadi dua jenis untuk dua fungsi kegunaan. Jenis pertama adalah tinta rubber white yang digunakan untuk underbase/dasar, bisa juga digunakan untuk mendapatkan warna-warna pastel/muda. Jenis kedua adalah rubber color yang digunakan untuk pencampuran warna-warna tua. Untuk mendapatkan warna putih yang bersih dan cemerlang, campurkan tinta rubber white dengan sedikit pigmen/pewarna berwarna nila atau ungu.
TINTA TRANSPARAN:
Umumnya disebut dengan coating, karena dapat difungsikan sebagai pelapisan hasil sablon, sehingga hasil sablon lebih cemerlang atau mengkilap. Tinta ini memiliki bentuk seperti tinta extender yang transparan, tetapi memiliki kandungan yang lebih kuat atau lebih keras. Tinta ini baik sekali untuk teknik penyablonan separasi empat warna dengan terlebih dahulu memberikan rubber white pada permukaan bahannya.
TINTA EXTENDER:
Tinta in bersifat transparan, hanya cocok untuk penggunaan diatas bahan putih atau bahan-bahan berwarna terang. Sifat dari cat ini adalah menyatu/menyerap pada bahan.
TINTA SUPER WHITE:
Tinta ini tidak hampir sama dengan tinta rubber, terdiri dari dua jenis yaitu white dan color. Tinta ini sifatnya lebih mendekati tinta extender yaitu menyatu dengan bahan dan transparan, serta dapat disablon diatas dasar bahan berwarna gelap. Kelemahan dari tinta jenis ini adalah tidak dapat menutup dengan rapat permukaan bahan walau telah dilakukan penyablonan berkali-kali.
TINTA PUFF/TIMBUL:
Tinta ini terdapat pada kedua jenis tinta baik underbase maupun plastisol. Tinta ini memerlukan pemanasan yang akan mengakibatkan tinta ini mengembang dengan efek timbul.
TINTA SOLVENBASE/PLASTISOL:
Tinta ini berbahan dasar PVC dan harganya cukup mahal serta membutuhkan peralatan khusus untuk pengeringannya. Sebab tinta ini tidak dapat kering dengan sendirinya seperti tinta waterbase pada umumnya. Untuk dapat kering dengan baik, tinta ini memerlukan suhu mencapai 160 derajat celcius serta membutuhkan beberapa peralatan seperti conveyor curing dan flash curing. Setelah pengeringan dengan benar, tinta plastisol ini memiliki daya rekat yang sangat baik. Tinta ini sering digunakan untuk menciptakan efek-efek yang menakjubkan seperti high density. Dan t-shirt yang menggunakan tintaplastisol selalu diberi peringatan "Do not iron on design", sebab tinta ini akan meleleh jika terkena panas secara langsung dari setrika.
JENIS TINTA PLASTISOL:
TINTA ALL PURPOSE:
Tinta ini berbentuk transparan, bersifat seperti extender pada tinta waterbase. Sebab tinta ini hanya baik digunakan pada kain berwarna putih atau terang.
TINTA HIGH OPACITY:
Tinta ini mempunyai sifat seperti rubber dalam waterbase, hanya saja tinta ini mempunyai daya tutup yang lebih baik pada permukaan bahan jika dibandingkan dengan tinta rubber. Tinta ini dapat digunakan untuk teknik high density.
TINTA ATHLETIC PLASTISOL:
Tinta ini bersifat lentur atau elastis sehingga sangat cocok untuk penyablonan diatas kain polymesh, spandex atau kain dengan motif berlubang-lubang.
JENIS TINTA DAN TEKNIK LAINNYA:
CORK BASE:
Berjenis plastisol, tinta ini dapat digunakan untuk teknik high density yang akan menghasilkan efek seperti busa atau gabus. Tinta ini memiliki kelenturan dan fleksibelitas yang tinggi sehingga cukup baik untuk penyablonan diatas bahan yang memiliki kelenturan tinggi seperti bahan Spandek dan Rib. Tinta ini juga tidak diperbolehkan untuk di dry clean, bleach atau disetrika.
SHIMMER GOLD & BASE:
Tinta dari jenis plastisol ini diformulasikan untuk menghasilkan warna seperti metalik. Tinta ini berbentuk pasta dan siap pakai. Tinta ini sangat baik digunakan untuk heat transfer, baik itu cold peel maupun hot peel. Sangat baik digunakan pada kain knitting, cotton, polyster dan rayon. Tidak disarankan untuk pemakaian
pada kain jenis nylon atau lycra.
YELLOW SPARKLE:
Bubuk yang diformulasikan untuk menimbulkan kesan berkelip-kelip, serta memiliki
tampilan yang glosy. Untuk mencetak bubuk ini, sebelumnya harus mencetakkan tinta plastisol sebagai dasar sekaligus sebagai perekat bubuk ini.
HIGH DENSITY CLEAR:
Tinta yang bersifat transparan, tinta ini menghasilkan efek sablon yang mengkilap dan terkesan basah.
WILFLEX LUNA CLEAR:
Tinta plastisol transparan yang tidak terlihat dengan sinar lampu biasa, akan muncul jika terkena sinar ultraviolet.
FOIL TRANSFER:
Aluminium foil dalam bentuk lembaran seperti kertas. Selain warna silver dan gold,
foil juga tersedia dalam macam warna dan motif. Untuk media tempelnya foil ini membutuhkan lem khusus.
FLOCK:
Teknik sablon yang menghasilkan efek cetakan seperti beludru. Terdapat dua jenis flock, bubuk dan lembaran. Untuk lembaran membutuhkan lem khusus sebagai media perekatnya.
SUGAR PRINTING:
Aplikasi sablon yang berbentuk bubuk transparan mirip gula pasir.
GLOW IN THE DARK:
Berbentuk serbuk yang menyerap dan memantulkan sinarnya kembali didalam ruangan gelap.
REFLECTIVE POWDER:
Serbuk yang dapat memantulkan sinar jika terkena cahaya lampu atau sinar matahari.
NATURAL SUADE:
Tinta plastisol yang menghasilkan efek kulit yang sangat lembut.
DISCHARGE AGENT:
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencabut warna dasar kain, sehingga warna bahan menjadi putih/grey. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bahan pewarna
kainnya harus dipilih dengan yang dischargeable.
DISTRESSED atau VINTAGE:
Teknik inovasi grafik dengan membuat tekstur sehingga gambar terlihat pecah-pecah dan terlihat usang/kuno.
SHATTER BASE:
Jenis tinta untuk menciptakan kesan pecah (crack). Tinta ini diciptakan agar mudah pecah saat mengering dan untuk pengeringan membutuhkan flash curing.
ROCK BASE:
Teknik high density menggunakan tinta rock base untuk menghasilkan cetakan dengan
permukaan kasar seperti batu.
SUBLIMATION TRANSFER:
Gambar yang dicetak diatas kertas transfer, yang kemudian ditransfer ke kaos menggunakan hotpress. Sublimation transfer umumnya terbagi dalam menjadi dua jenis,
hot peel dan cold peel.
HOT PEEL:
Gambar yang diprint diatas kertas transfer.
COLD PEEL:
Kertas transfer yang berisi gambar jadi dengan berbagai jenis pilihan. Jenis cold peel ini jika diaplikasikan diatas kain kaos akan menghasilkan tekstur seperti tinta rubber, dan dapat diaplikasikan diatas dasar bahan terang maupun gelap.
Sebab dalam pembuatannya cold peel menggunakan tinta plastisol.
RHINESTONES HEAT PRESS:
Aplikasi yang digunakan untuk dekorasi dalam garmen, mempunyai beragam nama sesuai
dengan bahan yang digunakan, anatara lain nailheats, rhinestones dan swarovski crystals. Cara pengaplikasiaannya hanya dengan memanaskannya dengan mesin hot press
pada suhu 160 derajat celcius selama 10 detik.
HIGH FREQUENCY WELDING:
Proses aplikasi menggunakan mesin high frequency, seperti aplikasi plastik PVC diatas
kain.
EMBOSS PRINT:
Aplikasi yang menggunakan mesin press tekanan tinggi untuk menciptakan hasil emboss
diatas bahan.
Tinta diatas bahan kaos ada dua jenis, yaitu tinta yang berbasis air atau waterbase inks dan tinta yang berbasis minyak atau solvenbase. Tinta solvenbase sering disebut dengan istilah plastisol.
JENIS TINTA WATERBASE:
TINTA RUBBER:
Tinta ini digunakan khusus untuk sablon diatas kain gelap. Sebab tinta ini bersifat pekat, dapat menutup permukaan warna kain dengan baik. Tinta rubber umumnya digunakan untuk underbase, underbase sendiri difungsingkan sebagai penutup warna kain sebelum penyablonan warna-warna diatasnya. Tinta rubber sendiri dibagi menjadi dua jenis untuk dua fungsi kegunaan. Jenis pertama adalah tinta rubber white yang digunakan untuk underbase/dasar, bisa juga digunakan untuk mendapatkan warna-warna pastel/muda. Jenis kedua adalah rubber color yang digunakan untuk pencampuran warna-warna tua. Untuk mendapatkan warna putih yang bersih dan cemerlang, campurkan tinta rubber white dengan sedikit pigmen/pewarna berwarna nila atau ungu.
TINTA TRANSPARAN:
Umumnya disebut dengan coating, karena dapat difungsikan sebagai pelapisan hasil sablon, sehingga hasil sablon lebih cemerlang atau mengkilap. Tinta ini memiliki bentuk seperti tinta extender yang transparan, tetapi memiliki kandungan yang lebih kuat atau lebih keras. Tinta ini baik sekali untuk teknik penyablonan separasi empat warna dengan terlebih dahulu memberikan rubber white pada permukaan bahannya.
TINTA EXTENDER:
Tinta in bersifat transparan, hanya cocok untuk penggunaan diatas bahan putih atau bahan-bahan berwarna terang. Sifat dari cat ini adalah menyatu/menyerap pada bahan.
TINTA SUPER WHITE:
Tinta ini tidak hampir sama dengan tinta rubber, terdiri dari dua jenis yaitu white dan color. Tinta ini sifatnya lebih mendekati tinta extender yaitu menyatu dengan bahan dan transparan, serta dapat disablon diatas dasar bahan berwarna gelap. Kelemahan dari tinta jenis ini adalah tidak dapat menutup dengan rapat permukaan bahan walau telah dilakukan penyablonan berkali-kali.
TINTA PUFF/TIMBUL:
Tinta ini terdapat pada kedua jenis tinta baik underbase maupun plastisol. Tinta ini memerlukan pemanasan yang akan mengakibatkan tinta ini mengembang dengan efek timbul.
TINTA SOLVENBASE/PLASTISOL:
Tinta ini berbahan dasar PVC dan harganya cukup mahal serta membutuhkan peralatan khusus untuk pengeringannya. Sebab tinta ini tidak dapat kering dengan sendirinya seperti tinta waterbase pada umumnya. Untuk dapat kering dengan baik, tinta ini memerlukan suhu mencapai 160 derajat celcius serta membutuhkan beberapa peralatan seperti conveyor curing dan flash curing. Setelah pengeringan dengan benar, tinta plastisol ini memiliki daya rekat yang sangat baik. Tinta ini sering digunakan untuk menciptakan efek-efek yang menakjubkan seperti high density. Dan t-shirt yang menggunakan tintaplastisol selalu diberi peringatan "Do not iron on design", sebab tinta ini akan meleleh jika terkena panas secara langsung dari setrika.
JENIS TINTA PLASTISOL:
TINTA ALL PURPOSE:
Tinta ini berbentuk transparan, bersifat seperti extender pada tinta waterbase. Sebab tinta ini hanya baik digunakan pada kain berwarna putih atau terang.
TINTA HIGH OPACITY:
Tinta ini mempunyai sifat seperti rubber dalam waterbase, hanya saja tinta ini mempunyai daya tutup yang lebih baik pada permukaan bahan jika dibandingkan dengan tinta rubber. Tinta ini dapat digunakan untuk teknik high density.
TINTA ATHLETIC PLASTISOL:
Tinta ini bersifat lentur atau elastis sehingga sangat cocok untuk penyablonan diatas kain polymesh, spandex atau kain dengan motif berlubang-lubang.
JENIS TINTA DAN TEKNIK LAINNYA:
CORK BASE:
Berjenis plastisol, tinta ini dapat digunakan untuk teknik high density yang akan menghasilkan efek seperti busa atau gabus. Tinta ini memiliki kelenturan dan fleksibelitas yang tinggi sehingga cukup baik untuk penyablonan diatas bahan yang memiliki kelenturan tinggi seperti bahan Spandek dan Rib. Tinta ini juga tidak diperbolehkan untuk di dry clean, bleach atau disetrika.
SHIMMER GOLD & BASE:
Tinta dari jenis plastisol ini diformulasikan untuk menghasilkan warna seperti metalik. Tinta ini berbentuk pasta dan siap pakai. Tinta ini sangat baik digunakan untuk heat transfer, baik itu cold peel maupun hot peel. Sangat baik digunakan pada kain knitting, cotton, polyster dan rayon. Tidak disarankan untuk pemakaian
pada kain jenis nylon atau lycra.
YELLOW SPARKLE:
Bubuk yang diformulasikan untuk menimbulkan kesan berkelip-kelip, serta memiliki
tampilan yang glosy. Untuk mencetak bubuk ini, sebelumnya harus mencetakkan tinta plastisol sebagai dasar sekaligus sebagai perekat bubuk ini.
HIGH DENSITY CLEAR:
Tinta yang bersifat transparan, tinta ini menghasilkan efek sablon yang mengkilap dan terkesan basah.
WILFLEX LUNA CLEAR:
Tinta plastisol transparan yang tidak terlihat dengan sinar lampu biasa, akan muncul jika terkena sinar ultraviolet.
FOIL TRANSFER:
Aluminium foil dalam bentuk lembaran seperti kertas. Selain warna silver dan gold,
foil juga tersedia dalam macam warna dan motif. Untuk media tempelnya foil ini membutuhkan lem khusus.
FLOCK:
Teknik sablon yang menghasilkan efek cetakan seperti beludru. Terdapat dua jenis flock, bubuk dan lembaran. Untuk lembaran membutuhkan lem khusus sebagai media perekatnya.
SUGAR PRINTING:
Aplikasi sablon yang berbentuk bubuk transparan mirip gula pasir.
GLOW IN THE DARK:
Berbentuk serbuk yang menyerap dan memantulkan sinarnya kembali didalam ruangan gelap.
REFLECTIVE POWDER:
Serbuk yang dapat memantulkan sinar jika terkena cahaya lampu atau sinar matahari.
NATURAL SUADE:
Tinta plastisol yang menghasilkan efek kulit yang sangat lembut.
DISCHARGE AGENT:
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencabut warna dasar kain, sehingga warna bahan menjadi putih/grey. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bahan pewarna
kainnya harus dipilih dengan yang dischargeable.
DISTRESSED atau VINTAGE:
Teknik inovasi grafik dengan membuat tekstur sehingga gambar terlihat pecah-pecah dan terlihat usang/kuno.
SHATTER BASE:
Jenis tinta untuk menciptakan kesan pecah (crack). Tinta ini diciptakan agar mudah pecah saat mengering dan untuk pengeringan membutuhkan flash curing.
ROCK BASE:
Teknik high density menggunakan tinta rock base untuk menghasilkan cetakan dengan
permukaan kasar seperti batu.
SUBLIMATION TRANSFER:
Gambar yang dicetak diatas kertas transfer, yang kemudian ditransfer ke kaos menggunakan hotpress. Sublimation transfer umumnya terbagi dalam menjadi dua jenis,
hot peel dan cold peel.
HOT PEEL:
Gambar yang diprint diatas kertas transfer.
COLD PEEL:
Kertas transfer yang berisi gambar jadi dengan berbagai jenis pilihan. Jenis cold peel ini jika diaplikasikan diatas kain kaos akan menghasilkan tekstur seperti tinta rubber, dan dapat diaplikasikan diatas dasar bahan terang maupun gelap.
Sebab dalam pembuatannya cold peel menggunakan tinta plastisol.
RHINESTONES HEAT PRESS:
Aplikasi yang digunakan untuk dekorasi dalam garmen, mempunyai beragam nama sesuai
dengan bahan yang digunakan, anatara lain nailheats, rhinestones dan swarovski crystals. Cara pengaplikasiaannya hanya dengan memanaskannya dengan mesin hot press
pada suhu 160 derajat celcius selama 10 detik.
HIGH FREQUENCY WELDING:
Proses aplikasi menggunakan mesin high frequency, seperti aplikasi plastik PVC diatas
kain.
EMBOSS PRINT:
Aplikasi yang menggunakan mesin press tekanan tinggi untuk menciptakan hasil emboss
diatas bahan.
Film untuk Sablon
CORELDRAW: MENGATUR FILM UNTUK SABLON BERBEDA DENGAN UNTUK OFFSET
Sebelum kita membahas bagaimana mengatur film untuk sablon dan untuk offset, terlebih dahulu kita mendifinisikan apa itu film untuk offset dan sablon.
Pengertian film: adalah suatu lembar transparan (plastik atau kertas kalkir) yang berisikan gambar hasil print out dari komputer ataupun gambar tangan, yang nantinya gambar tersebut akan kita transfer ke media berikutnya dalam urutan proses cetak (misalnya screen atau plat).
Nah, untuk teknik cetak offset, gambar yang telah kita buat tinggal kita simpan dalam media penyimpanan data baik itu disket, cd atau flash disk, kemudian kita bawa ke penyedia jasa output film. Penyedia jasa output film inilah nantinya yang akan melakukan output gambar yang kita buat tadi menjadi film yang siap untuk proses pembuatan plat atau master.
Tergantung dari pewarnaan gambar yang kita buat, film yang dihasilkan merupakan hasil pemisahan warna per warna (separasi) yang secara otomatis dilakukan oleh peralatan (mesin) output film. Tanda-tanda register, color calibration bardll, semua diatur oleh mesin/peralatan output. Kecuali untuk cetakan satu warna dengan mesin offset kecil dan menggunakan master (basah atau kering), film bisa berupa hasil print out printer laser diatas kertas.
Tergantung dari pewarnaan gambar yang kita buat, film yang dihasilkan merupakan hasil pemisahan warna per warna (separasi) yang secara otomatis dilakukan oleh peralatan (mesin) output film. Tanda-tanda register, color calibration bardll, semua diatur oleh mesin/peralatan output. Kecuali untuk cetakan satu warna dengan mesin offset kecil dan menggunakan master (basah atau kering), film bisa berupa hasil print out printer laser diatas kertas.
Sedangkan untuk film sablon, lebih sering kita harus melakukan pemisahan warna per warna terlebih dulu, memberi tanda register yang sama persis untuk setiap warna yang kita pisahkan sebelum gambar kita output menjadi film. Kita tidak mesti harus membawa ke penyedia jasa output film. Kita bisa output sendiri film tersebut dengan printer yang dapat mencetak di atas lembar transparan dan memiliki ketajaman yang tinggi (printer laser).
Perbedaan utama antara film sablon dan film offset dapat kita sebutkan diantaranya adalah :
1. Tanda register yang untuk sablon biasanya harus kita buat sendiri, terutama untuk gambar dengan dua warna atau lebih.
2. Besarnya masukan (overprint) antara warna satu dan warna lainnya.
3. Teknik pemisahan warna untuk warna gradasi.
4. Nilai raster (lpi) untuk gambar-gambar dengan gradasi warna ataupun separasi.
Ada baiknya kita pelajari satu per satu.
1. Tanda register
Misalkan kita memiliki gambar logo sebuah hotel yang terdiri atas tiga warna seperti di bawah ini:

Sebelum kita melakukan pemisahan warna gambar tersebut, kita mesti memberikan tanda register. Biasanya berupa garis tipis saling silang atau dengan tambahan lingkaran di tengahnya. Tujuannya adalah untuk memudahkan penyocokan gambar warna per warna bila sudah berbentuk film, serta untuk pengaturan posisi film di atas screen agar lebih mudah dan lebih tepat. Untuk proses sablon, pencetakan dilakukan secara manual (dengan tangan). Penempatan screen di atas meja sangat menentukan ketepatan gambar hasil cetakan. Pengaturan posisi gambar di atas screen juga menentukan pengaturan screen di atas meja. Penempatan posisi gambar di atas screen yang tidak sama antara warna satu dengan warna lainnya akan menyulitkan operator cetak, bahkan dapat membuat hasil cetakan yang tidak pas (berbayang, tidak “pasti”).
Gambar di atas terdiri dari tiga warna, yaitu kuning, orange dan biru. Setelah kita pisahkan warna per warna, maka kita akan memiliki tiga gambar seperti berikut:

Gambar yang lebih di atas merupakan hasil pemisahan dari tiga warna gambar, yaitu kuning (gambar bintang), orange (dasar dan tulisan “five star hotel”) serta biru (logo tengah). Untuk menjadi film, semua gambar harus berwarna hitam. Sehingga gambar-gambar tersebut akan menjadi seperti gambar yang berada di barisan bawah. Perhatikan bahwa tiap gambar dengan tanda register merupakan kumpulan objek-objek dengan warna yang sama. Apabila di atas warna tersebut terdapat warna lain (di atas dasar orange ada bintang dengan warna kuning), maka warna lainnya di buat menjadi putih.
Langkahnya adalah pertama kita melakukan duplikasi gambar besertat tanda registernya sesuai dengan jumlah warna dalam gambar tersebut. Misalnya gambar memiliki tiga warna, maka setidaknya kita melakukan duplikasi menjadi tiga gambar yang sama. Kemudian pada setiap gambar kita hanya mengambil objek-objek dengan warna yang sama saja. Objek dengan warna lain kita hapus atau kita beri warna putih seperti pada contoh di atas tadi.
2. Besarnya Masukan (Overprint)
Pencetakan dengan sablon adalah pencetakan manual dengan menggunakan screen. Namanya juga pencetakan manual, pastilah memiliki tingkat ketelitian dan ketepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan mesin. Karena itu, penempatan warna satu dengan warna lainnya tidak bisa setepat dengan menggunakan mesin. Ambil contoh gambar kita tadi. Dengan teknik sablon, gambar tadi akan mengalami tiga kali proses cetak: yaitu pertama dicetak warna kuning (gambar bintang), kemudian warna orange (tulisan dan dasar), lalu terakhir warna biru (logo). Urutan cetak dimulai dengan warna yang paling muda, diikuti oleh warna yang lebih tua dst.
Karena memiliki tingkat ketepatan yang lebih rendah dari pencetakan dengan mesin, hasil cetakan dengan sablon lebih sering mengalami apa yang disebut dengan misregister atau warna meleset (lihat gambar di bawah).

Untuk mengatasi hal tersebut, film untuk sablon biasanya diberi nilai overprint (biasa disebut dengan istilah “masukan”) yang lebih besar. Tergantung dengan besarnya gambar, nilai tersebut tidak boleh lebih kecil dari 0,2 mm. Jika kita memberikan nilai yang terlalu kecil, maka akan terjadi misregister atau warna meleset pada saat pencetakan. Sebaliknya, nilai masukan yang terlalu besar juga akan menghasilkan cetakan yang seperti memiliki warna lain di luar warna yang kita gunakan.
Pengaturan pemberian masukan untuk film sablon adalah: untuk gambar dengan warna yang lebih muda, gambar tersebut kita perbesar sedikit dengan perintah contour (+ 0,2 mm) ataukah dengan memberikan outline (+0,4 mm). Jadi untuk contoh gambar kita, gambar setiap bintang kita perbesar dengan contour ke arah luar sebesar 0,2mm atau dengan memberikannya outline sebesar 0,4 mm.
Sedangkan untuk warna yang lebih tua kita buat tetap seperti adanya.
3. Pemisahan Warna Untuk Warna Gradasi

Film gradasi warna untuk sablon biasanya terdiri atas warna blok dan warna gradasi dengan titik awal warna putih. Misalnya kita punya gambar dua warna gradasi dari kuning ke merah. Film untuk sablon yang kita buat akan terdiri dari satu film blok (mewakili warna kuning) dan satu film yang merupakan hasil penukaran warna merah dengan hitam dan kuning dengan putih.( lihat gambar). Warna kuning kita buat menjadi satu warna blok (full hitam), karena kuning lebih “muda” dari merah.
4. Nilai Raster (Untuk Gradasi Warna atau Separasi) Screen yang digunakan dalam teknik cetak sablon memiliki ukuran-ukuran yang menunjukkan tingkat kerapatan mesh yang digunakan. Ini dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa besar “lubang-lubang” yang dapat ditembus oleh tinta sablon. Makin besar angka mesh screen, makin kecil lubang-lubang itu. Begitu sebaliknya. Perbedaan jenis tinta yang kita gunakan dalam pencetakan akan menentukan nilai mesh screen yang kita pakai. Untuk jenis tinta plastisol atau oil ink misalnya, kita bisa menggunakan screen dengan nilai mesh 130 – 150. Tetapi nilai mesh tersebut tidak bisa kita pakai untuk jenis tinta rubber atau glitter. Tintanya tidak akan tembus. Untuk jenis rubber biasanya digunakan screen dengan mesh 110 atau kurang.
Sebelum kita membuat film untuk warna gradasi atau separasi, sebaiknya kita mengetahui dulu jenis tinta apa yang akan digunakan dalam mencetak. Ini nanti untuk menentukan seberapa besar nilai LPI yang kita tetapkan pada saat output film. Untuk film sablon, nilai LPI yang digunakan biasanya tidak akan lebih besar dari 60. Itu bisa digunakan untuk jenis tinta water base (pigmen), oil ink, ataupun plastisol. Sedangkan untuk jenis tinta rubber, nilainya harus lebih rendah dari itu. Biasanya maksimum digunakan 50 lpi, lebih sering digunakan nilai 30 – 35 lpi.
Tehnik dasar sablon
Proses Persiapan Sablon
Desain gambar yang telah dibuat dengan program komputer disimpan ke dalam CD atau Flashdisk. File dalam bentuk TIF. Selanjutnya, diproses di tempat reproduksi cetak untuk dibuat film sablon. Jika Anda lebih mudah dengan menggambar sendiri, tanpa bantuan komputer boleh-boleh saja.
Desain gambar yang telah dibuat dengan program komputer disimpan ke dalam CD atau Flashdisk. File dalam bentuk TIF. Selanjutnya, diproses di tempat reproduksi cetak untuk dibuat film sablon. Jika Anda lebih mudah dengan menggambar sendiri, tanpa bantuan komputer boleh-boleh saja.
Alat Utama, Setelah desain menjadi film positif sablon
, dibutuhkan perlengkapan sablon diantaranya;

- Penjepit screen, penyekat yang disebut catok ini, digunakan jika Anda membutuhkan meja sebagai bantuan. Apabila Anda akan membuat produksi sablon kaos lebih banyak, benda yang satu ini sangat dibutuhkan,
- Hair Dryer / kipas angin,
- Penyemprot air (water spray),
- Sabun colek / krim (bukan deterjen),
- Lakban Coklat (jika menggunakan lakban bening, akan sulit membaca detail gambar pada screen),
- Kaca dengan tebal 5mm, ukurannya disesuaikan dengan luas screen,
- Bantalan kain hitam, boleh berisi spon,
- Kayu triplek, seukuran dengan kaos yang akan dicetak, sebelumnya diberi lem stiker terlebih dahulu, fungsinya agar kaos tidak bergeser pada saat disablon. Triplek ukuran kaos S bisa digunakan kaos ukuran L, tapi tidak sebaliknya,
- Kain perca, disarankan dari bahan kaos juga, agar menyerap air.
Langganan:
Postingan (Atom)